Pohon Merbau
Merbau atau ipil ialah nama sejenis pohon penghasil kayu keras berkualitas tinggi anggota suku Fabaceae (Leguminosae). Karena kekerasannya, di wilayah Maluku dan Papua barat kayu ini juga dinamai kayu besi. Di Papua Nugini, kayu ini dikenal sebagai kwila; sedangkan nama-namanya dalam bahasa Inggris ialah mirabow, Moluccan ironwood, Malacca teak, dan lain-lain.
Intsia bijuga (Leguminosae), yang dikenal dengan nama “kayu merbau” atau “kayu besi”, merupakan salah satu spesies tumbuhan kayu yang dicirikan oleh sifat kayunya yang keras dan tahan terhadap pelapukan yang disebabkan oleh rayap dan jamur. Daun dan kulit batang dari spesies ini juga telah digunakan secara tradisional untuk mengobati beberapa penyakit, menyerupai reumatik, penyakit terusan kencing dan menurunkan demam.
Pohon merbau, termasuk suku Caesalpiniaceae, ada beberapa jenis yaitu darat dan pantai,
– darat pohon berukuran sedang, kayunya tahan terhadap kelembapan sehingga sering digunakan untuk pembuatan perahu, materi bangunan, alas rel kereta api, mebel yg berkualitas tinggi, tiang listrik dan telepon, termasuk kayu yg banyak diekspor; Intsia palembanica; — pantaipohon yg tinggi lurus, kayu terasnya yang berwarna merah renta digunakan sebagai materi bangunan, alat rumah tangga, bantalan, tiang listrik dan telepon, digunakan dulu perkapalan dan pembuatan jembatan, kulit kayunya mengandung tanin dan dimanfaatkan sbg zat warna cokelat untuk kertas dan kain; Intsia bijuga.
Ciri-ciri Pohon Merbau (Intsia bijuga)
Pohon berperawakan sedang hingga besar, sanggup mencapai tinggi 50m, dengan batang bebas cabang sekitar 20m dan gemang hingga 160(-250) cm. Dengan banir (akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat.
Daun beragam dengan 2 pasang anak daun, terkecuali daun-daun di ujung yang hanya mempunyai sepasang anak daun. Anak daun bulat telur miring tak simetris, 2,5-16,5 × 1,8-11 cm, dengan ujung tumpul atau melekuk dan pangkal membundar, permukaannya gundul dan licin, tulang daun utama berambut panjang di sisi bawah.
Bunga-bunga terkumpul dalam karangan di ujung (terminal), panjang hingga 10 cm, berambut halus. Mahkota berwarna putih, yang berkembang menjadi jambon atau merah; benangsari seluruhnya merah atau ungu. Buah polong, 10-28 × 2-4 cm, berbiji 1-8 butir, hitam dan besar, 2-3,5 × 1,5-3 × 0,7-0,8 cm.
Intsia bijuga kebanyakan tumbuh di tempat pantai, seringkali pada zona di belakang hutan bakau.
Sifat-sifat kayu Pohon Merbau
Kayu teras berwarna kelabu coklat atau kuning coklat hingga coklat merah cerah atau hampir hitam. Kayu gubal berwarna kuning pucat hingga kuning muda, terang dibedakan dari kayu teras. Merbau mempunyai tekstur kayu yang berangasan dan merata, dengan arah serat yang kebanyakan lurus. Kayu yang telah diolah mempunyai permukaan yang licin dan mengkilap indah.
Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan berpengaruh (kelas berpengaruh I-II). Kayu ini mempunyai penyusutan yang sangat rendah, sehingga tidak gampang menjadikan cacat apabila dikeringkan. Merbau juga awet: daya tahannya terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas I dan terhadap rayap kayu kering termasuk kelas II. Kayu merbau termasuk tahan terhadap penggerek bahari (teredo), sehingga acap digunakan pula dalam pekerjaan konstruksi perairan.
Merbau termasuk tidak sulit digergaji, sanggup diserut dengan mesin hingga halus, diamplas dan dipelitur dengan memuaskan, namun kurang baik untuk dibubut. Kayu ini juga biasanya pecah apabila dipaku, dan sanggup menjadikan noda hitam apabila bekerjasama dengan besi atau terkena air.
Manfaat Pohon Merbau
Merbau terutama dimanfaatkan kayunya, yang biasa digunakan dalam konstruksi berat menyerupai balok-balok, tiang dan bantalan, di bangunan rumah maupun jembatan. Oleh lantaran kekuatan, keawetan dan penampilannya yang menarik, kini kayu merbau juga dimanfaatkan secara luas untuk pembuatan kusen, pintu dan jendela, lantai parket (parquet flooring), papan-papan dan panel, mebel, tubuh truk, tabrakan dan lain-lain.
Bahan pewarna coklat dan kuning sanggup diekstrak dari substansi berminyak yang dikandung oleh kayu dan pepagannya. Pepagan dan daun juga digunakan sebagai materi obat tradisional.
Pepagan yang mengelupas, ditumbuk dan dicampur dengan buah pinang yang tua, sebagai obat untuk menghentikan murus. Biji-bijinya dibembam dalam arang atau bubuk panas biar pecah kulitnya, kemudian direndam dalam air garam selama 3-4 hari, sebelum direbus dan dimakan.