-->

Ads1

Green House

Green House

Green House

Rumah beling atau green house pada prinsipnya ialah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari materi beling atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, alasannya ialah tidak semua daerah yang kita jumpai sanggup ditemukan bangunan semacam ini.
Green house biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau forum pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju ibarat USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/green house yang dipakai di Indonesia sebagian besar dipakai untuk penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar ekspresi dominan oleh para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Secara umum green house sanggup didefinisikan sebagai bangkit kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan semoga tanaman di dalamnya sanggup berkembang optimal. 
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. 
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
  1. Ekses radiasi sinar matahari ibarat sinar ultra violet dan sinar infra merah.
  2. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
  3. Kekurangan dan kelebihan curah hujan. 
  4. Gangguan hama dan penyakit.
  5. Tiupan angin yang terlalu berpengaruh sehingga sanggup merobohkan tanaman.
  6. Tiupan angin dan serangga yang mengakibatkan kontaminasi penyerbukan.
  7. Ekses polutan tanggapan polusi udara.

Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
  1. Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
  2. Mikroklimat ibarat suhu, kelembaban dan intensitas cahaya sesuai dengan   kebutuhan pertumbuhan tanaman.
  3. Suplai air dan pupuk sanggup dilakukan secara bersiklus dan terukur.
  4. Sanitasi lingkungan sehingga tidak aman bagi hama dan penyakit. 
  5. Kondisi nyaman bagi terlaksananya acara produksi dan pengawasan mutu.
  6. Bersih dari ekses lingkungan ibarat polutan dan minimnya residu pestisida
  7. Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

Manfaat apa saja yang didapat jikalau memakai green house , hal ini sanggup dijelaskan sebagai berikut :
1.      Pengaturan acara produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan mengakibatkan sulitnya memilih jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika ekspresi dominan hujan terlalu panjang akan mengakibatkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika ekspresi dominan terlalu kering akan mengakibatkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang yang sanggup menimbulkan kerugian.  Demikian pula pada dikala tertentu suatu komoditas sulit ditemui menjadikan harganya demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk mengakibatkan harga anjlok, sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian sanggup dijadwalkan produksi secara berdikari dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama yang mengakibatkan harga anjlok.
2.      Meningkatkan hasil produksi
Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house kondisi lingkungan dan santunan hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka ibarat pembersihan dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman ibarat ini dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata mengakibatkan pengawasan sanggup lebih intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik alasannya ialah hama, penyakit ataupun gangguan fisiologis, sanggup dengan segera diketahui untuk diatasi .
3.      Meningkatkan kualitas produksi
Ekses radiasi matahari ibarat sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan menghipnotis penampilan visual, ukuran dan kebersihan hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan santunan nutrisi akurat dan sempurna waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak, sehingga pada dikala panen diperoleh hasil yang lebih seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk. 
4.      Meminimalisasi pestisida
Green house yang baik selain dirancang untuk memperlihatkan kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memperlihatkan proteksi tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang umum dilakukan ialah dengan memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi di cuilan atap. Insect screen yang baik tidak sanggup dilewati oleh hama ibarat kutu daun.
Pada beberapa green house cuilan pintu masuknya tidak bekerjasama eksklusif dengan lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibentuk untuk menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga terdapat kolam berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu sanggup ditambahkan lembaran PVC sheet. 
5.      Aset dan performance
Saat ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala alasannya ialah suatu hal ada perubahan kebijakan, maka struktur green house tersebut sanggup dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya green house maka kesan perjuangan akan terlihat lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau perusahaan yang menggunakannya. 
6.      Sarana agrowisata
Green house banyak juga dipakai sebagai ruang koleksi banyak sekali jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung sanggup melihat banyak sekali jenis tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga sanggup menjadi daya tarik. Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau banyak sekali jenis tanaman dengan suasana dibentuk ibarat di alam bebas. Di Indonesia green house ibarat ini banyak ditemukan di banyak sekali kebun raya dan daerah agrowisata.

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Ads

Advertiser