PEMBIBITAN AREN
Untuk memperoleh bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas yang seragam, tentu saja tidak sanggup mengandalkan cabutan dari alam.
Untuk menyemai biji aren sanggup berlangsung lama untuk tumbuh. Untuk mempercepatnya sanggup dilakukan upaya perlakuan biji sebelum disemai yaitu :
1. Merendam biji dalam larutan HCL dengan kepekatan 95 % dalam waktu 15 – 25 menit.
2. Meredam biji dalam air panas bersuhu 50ยบ selama 3 menit.
3. Mengikir biji pada belahan erat embrio.
Media penyemaian sanggup dibentuk dengan kantong plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi secukupnya pada belahan bawahnya sebagai akses drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan tersebut dimasukan kedalam kantong plastic tersebut sedalam sekitar ¾ belahan biji di bawah permukaan tanah dengan forum menghadap ke bawah dengan posisi agak miring.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan (ukuran = 40 cm) diharapkan waktu persemaian 12 – 15 bulan.
Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan dengan cara :
1. Penyiraman 2 kali sehari, pagi jam 08.00 – 09.00 dan sore hari jam 15.00 – 16.00
2. Penyiangan persemaian yaitu menghilangkan rumput-rumput pengganggu.
3. Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada tanda-tanda serangan hama dan penyakit.
PENANAMAN AREN
Teknik penanaman aren sanggup dilakukan dengan sistim kultur tunggal (monokultur) menyerupai perkebunan kelapa sawit atau dengan sistim tumpangsari. Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan pembersihan lahan (land clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
Pembuatan lubang tumbuhan dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau 9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang tumbuhan diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang, urea, TSP, sekitar 3 – 5 hari sesudah lubang tumbuhan disiapkan, gres dilakukan penanaman. Bibit yang gres ditanam, sebaiknya diberi naungan atau peneduh.
Sistim agroforestri/tumpangsari, ini sanggup dilakukan dengan menamai belahan lahan yang terbuka yaitu diantara kedua tumbuhan pokok dengan tumbuhan epilog tanah menyerupai leguminose atau tumbuhan palawija
PEMELIHARAAN TANAMAN BELUM MENGHASILKAN
Agar budidaya aren sanggup berhasil dengan baik diharapkan pemeliharaan tumbuhan yang cukup. Pemeliharaan tumbuhan aren mencakup :
a. Pengendalian Hama Penyakit
Hama dan penyakit pohon aren belum terlalu banyak di ketahui. Namun sebagai langkah pencegahan sanggup didekat dengan mengetahui hama dan penyakit yang biasa menyerang jenis palmae yang lain menyerupai kelapa, kelapa sawit dan sagu.
Hama pada tumbuhan jenis Palmae antara lain berupa kumbang rino (Oryctes thinoceros), kumbang sagu (Rhinochophorus ferrugineus), belalang (Sexava spp). Hama lain untuk pohon aren ini ialah pengisap nira dan bunga menyerupai lebah, kelelawar dan musang. Pengendalian hama sanggup dilakukan dengan cara :
1. Mekanis, yaitu pohon-pohon aren yang menerima serangan hama ditebang dan dibakar.
2. Kimiawi, yaitu dengan penyemprotan pestisida tertentu menyerupai Heptachlor 10 gram, Diazonin 10 gram dan BHC.
Jenis penyakit yang sering menyerang pohon aren di persemaian ialah bercak dan kuning pada daun yang disebabkan oleh Pestalotia sp., Helmiathosporus sp. penanggulangan penyakit ini sanggup dilakukan dengan fungisida menyerupai Dithane N-45, Delsene NX 200.
b. Penanggulangan tumbuhan pengganggu (gulma)
Tanaman pengganggu (gulma) pada tumbuhan aren sangat mengganggu pertumbuhannya. Oleh lantaran itu, pengendalian gulma harus dilakukan.
Gulma pada tanaman/pohon aren umumnya terdapat di dua kawasan yaitu pada belahan batang (seperti parasit dan kadaka) dan pada tanah di sekitar pangkal teratur yaitu 4 kali setahun hingga tanamanberumur 3-4 tahun. Teknis pemberantasannya dilakukan dengan cara mekanis yaitu dengan menghilangkan tumbuhan pengganggu tersebut dari pohon aren.
c. Pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk merangsang pertumbuhan pertumbuhan semoga lebih cepat. Pemupukan dilakukan pada tumbuhan berumur 1 -3 tahun dengan menawarkan menyerupai pupuk urea, NPK, pupuk kandang dan KCL yang ditaburkan pada sekeliling batang pohon aren yang telah digemburkan tanahnya.
PANEN
Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun hingga dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula, pohon yang mulai berbunga kualitas dan hasil ijuknya tidak baik.
Pemungutan ijuk sanggup dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun, kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan memakai bendo dari kawasan ijuk itumenempel.
Lempenganlempengan anyaman ijuk yang gres dilepas dari pohon aren, masih mengandung lidi-lidi ijuk. Lidi-lidi ijuk sanggup dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan memakai tangan. Untuk membersihkan serat ijuk dari banyak sekali kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, dipakai sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan sanggup dipergunakan untuk menciptakan tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dll.
Nira
Nira aren dihasilkan dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina. Akan tetapi biasanya, tandan bunga jantan yang sanggup menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang banyak. Oleh lantaran itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan bunga jantan.
Sebelum penyadapan dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
- Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini sanggup dilihat jikalau disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh.
- Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun-ayunkannya semoga sanggup memperlancar keluarnya nira.Pemukulan dan pengayunan dilakukan berulang-ulang selama tiga ahad dengan selang dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
- Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menorah (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
- Penyadapan dilakukan dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada belahan yang ditoreh. Kemudian pada potongan tongkol dipasang bumbung bamboo sebagai penampung nira yang keluar.
- Penyadapan nira dilakukan 2 kali sehari (dalam 24 jam) pagi dan sore. Pada setiap penggantian bumbung bamboo dilakukan pembaharuan irisan potongan dengan maksud semoga saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga nira sanggup keluar dengan lancer.
- Setiap tongkol (tandan) bunga jantan sanggup dilakukan penyadapan selama 3 – 4 bulan hingga tandan mongering. Hasil dari air aren sanggup diolah menjadi gula aren, tuak, cuka dan minuman segar.
Tepung aren
Tepung aren sanggup dihasilkan dengan memanfaatkan batang pohon aren dengan proses sebagai berikut :
- Memiliki batang pohon aren yang banyak mengandung pati/tepungnya dengan cara :
- Umur pohon relative renta (15 – 25 tahun)
- Menancapkan kampak atau pahat ke dalam batang sedalam 10 – 12 cm pada dari ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah.
- Periksa ujung kampak atau pahat tersebut apakah terdapat tepung/pati yang menempel.
- Apabila terdapat tepung/pati, babat pohon aren tersebut.
- Potong batang pohon yang sudah ditebang menjadi beberapa belahan sepanjang 1,5 – 2,0 m.
- Belah dan pisahkan kulit luar dari batang dengan empelurnya.
- Empelur diparut atau ditumbuk, kemudian dicampur dengan air higienis (diekstraksi).
- Hasil ekstraksi diendapkan semalaman (±12 jam) dilakukan pemisahan air dengan endapannya. Lakukan pembersihan kembali dengan air higienis dan diendapkan lagi, hingga menghasilkan endapan yang bersih
- Hasil endapan dijemur hingga kering.Tepung aren sanggup dipergunakan sebagai materi baku menyerupai mie, soun, cendol, dan adonan materi perekat kayu lapis.
Kolang Kaling
Kolang kaling sanggup diperoleh dari inti biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren mengandung tiga biji buah. Buah aren yang setengah masak, kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek, endosperm inilah yang diolah menjadi kolang-kaling.
Adapun cara untuk menciptakan kolang-kaling :
- Membakar buah aren dengan tujuan semoga kulit luar dari biji dan lender yang menimbulkan rasa gatal pada kulit sanggup dihilangkan. Biji-biji yang hangus, dibersihkan dengan air hingga dihasilkan inti biji yang bersih.
- Merebus buah aren dalam belanga/kuali hingga mendidih selam 1-2 jam. Dengan merebus buah aren ini, kulit biji menjadi lembek dan memudahkan untuk melepas/memisahkan dengan inti biji. Inti biji ini dicuci berulang-ulang sehingga menghasilkan kolang-kaling yang bersih.Untuk menghasilkan kolang-kaling yang baik )bersih dan kenyal) inti biji yang sudah dicuci diendapkan dalam air kapur selama 2 – 3 hari. Setelah direndam dlam air kapur, maka kolang-kaling yang terapung inilah yang siao untuk dipasarkan.