-->

Ads1

Teknologi  Pengendalian Hama Keongmas

Teknologi Pengendalian Hama Keongmas

Teknologi Pengendalian Hama Keongmas


Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebahagian besar penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mempertahankan kecukupan pangan ialah melalui pengendalian faktor-faktor pembatas. Salah satu faktor pembatas yang penting ialah serangan hama penyakit.
Keongmas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi di Indonesia. Di Daerah spesial Aceh misalnya, keongmas telah menjadi hama utama, terutama pada areal sawah beririgasi. Tingkat serangan hama tersebut pun tergolong cukup tinggi. Serangan berat umumnya terjadi di persemaian hingga tanaman berumur dibawah 4 MST. Pada tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan sehingga jurnlah anakan produktif menjadi berkurang.
Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7-4 hari. Disamping itu, satu ekor keongmas betina bisa menghasilkan 15 kelompok lelur selama satu siklus hidup (60-80 hari), dan masing-masing kelompok telur berisi 300-500 butir. Seekor keongmas remaja bisa menghasilkan 1000-1200 telur per bulan.
Hama keongmas termasuk sulit untuk dibasmi secara tuntas. Bila pengendalian dilakukan dengan memakai pestisida, keongmas memang sanggup terbunuh, tetapi cangkang atau rumahnya akan tertinggal di dalam tanah dan menimbulkan dilema bagi petani yaitu melukai telapak kaki apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga petani perlu acara komplemen untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah diberi pestisida.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (tahun 1999 dan 2000) mengatakan bahwa pengendalian dengan materi kimia, biologi, dan mekanik secara statistik tidak berbeda nyata. Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan kerja, gampang dilaksanakan, dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan cara pemungutan terencana (seminggu 3 kali), dukungan umpan perangkap, pemasangan perangkap telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara pengendalian di atas, bisa mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya di bawah ambang ekonomi. Dibawah ini ialah beberapa teknologi pengendalian hama keongmas yang dianjurkan:

1.      Pemasangan Perangkap Telur dan Pemungutan secara Berkala
            Usaha pengendalian hama keongmas merupakan salah proses dengan tujuan menekan populasi hama sekecil mungkin ataupun aksentuasi hingga di bawah batas ambang kerusakan ekonomi. Salah satu  teknologi pengendalian yang telah dianggap efektif, murah dan sanggup dilaksanakan oleh petani serta berwawasan lingkungan ialah pengendalian dengan memakai tiang-tiang perangkap telur dan pemungutan hama secara terencana (3 kali seminggu) hingga umur padi  4 ahad sehabis tanam.
Tiang perangkap telur sanggup dipakai dari materi kayu, bambu, pelepah rumbia, atau ranting-ranting kayu. Panjang tiang perangkap tersebut berkisar antara 1-1,5 meter dengan diameternya sekitar 1-3 cm atau lebih. Tiang perangkap ditancapkan dalam petakan sawah pada tempat jarak pematang antara 1-3 meter dan jarak antar tiang perangkap telur 3 meter. Jumlah tiang perangkap telur tidak terbatas, sehingga makin banyak tiang perangkap telur dipasang, maka dibutuhkan makin banyak pula kelompok telur yang diletakkan. Telur yang ada pada tiang perangkap dibuang secara terencana (seminggu hingga dua kali) dengan cara melepaskannya dari tiang perangkap dan selanjutnya dibenamkan ke dalam air atau lumpur.
Satu kelompok telur yang dimusnahkan sama artinya dengan pemusnahan 300-500 keongmas apabila kelompok telur tersebut berhasil menetas. Pembuangan kelompok telur keongmas dilakukan secara rutin sehinga perkembangannya secara lambat laun sanggup ditekan, sehingga populasi hama ini selalu berada pada tingkat yang tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomi. Dalam perjuangan pengendalian tersebut sangat dibutuhkan dilakukan secara serentak dalam kelompok, alasannya ialah jika dilakukan secara individu pengendalian cara ini tidak banyak memberi arti. Telah diketahui bahwa hama ini bermigrasi melalui air irigasi dan masuk ke petak sawah melalui pintu-pintu air sehingga perkembangannya akan pesat kembali. Perkembangan hama ini sangat cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7-14 hari. Artinya, dalam batas waktu tenggang satu minggu, hama ini telah banyak kembali walaupun pada tahap tersebut hama ini masih dianggap berukuran kecil tetapi beberapa ahad kemudian serangannya sangat ganas.

2.      Pemberian Umpan Perangkap dan Pemungutan secara Berkala
            Pengendalian dengan umpan perangkap serta dikombinasikan dengan pemungutan keongmas secara terencana baik di areal sawah maupun pada umpan perangkap merupakan salah satu cara yang juga sanggup menekan populasi hama tersebut. Apalagi dukungan umpan perangkap dan clikombinasikan pula dengan pemasangan perangkap telur sangat besar pengaruhnya terhadap aksentuasi populasi hama keongmas. Umpan perangkap keongmas sanggup memakai daun, tangkai, dan batang pepaya, daun kuda-kuda (on geureundong pageu), dan lain-lain. Makanan perangkap tersebut diletakkan secara berjejer di dalam petakan sawah baik sebelum tanam maupun sehabis ditanami padi hingga padi berumur 5 ahad sehabis tanam. Hal ini tergantung pada banyaknya keongmas yang terdapat di petakan sawah. Jarak antara umpan perangkap dengan yang lain antara lain l-2 meter banyaknya umpan perangkap yang diberikan tergantung pada persedian umpan dan populasi hama tersebut. Untuk memudahkan pemungutan, umpan perangkap sebaiknya ditempatkan erat dengan pematang.
Makin banyak dukungan umpan perangkap lebih sehingga hama tersebut akan berkumpul pada umpan perang dan lebih gampang dipungut. Selanjutnya keongmas yang terdapat pada umpan perangkap dipungut dan dibuang secara berakala. Sangat dianjurkan keongmas hasil pungutan tersebut diberikan sebagai komplemen pakan itik. Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian perlu pula dikombinasikan dengan pemasangan perangkap telur, sehingga keongmas dan kelompok telur melekat baik pada tiang atau di tempat lain segera di dengan demikian kombinasi perlakuan tersebut akan menjadi efektif.

3.      Pelepasan Itik di Areal Sawah
Pengendalian cara ini merupakan pengendalian alamiah dimana itik dilepaskan ke areal sawah sehabis ditanami padi dengan tanaman berumur 45 hari sehabis tanam. Itik sanggup mengendalikan hama keongmas sehingga tidak merusak tanaman. Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian, areal sawah dibentuk macak-macak hingga tergenang dengan ketinggian air 5 cm. Itik dilepaskan ke areal sawah dan selanjutnya akan memangsa keongmas (ukuran kecil dan sedang) serta membunuh keong besar. Dalam satu hektar sanggup dilepaskan itik sekitar 25 ekor lebih. Pelepasan itik dilakukan pagi dan sore hari. Sesungguhnya pelepasan itik ke lahan sawah memberi manfaat ganda. Pertama perkembangan keongmas dan hama-hama lain sanggup terkendali dan ke dua, sanggup memperbaiki aerasi di sekitar perakaran Keadaan tersebut sanggup memperbanyak anakan produktif produksi tanaman menjadi lebih banyak.

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Ads

Advertiser