-->

Ads1

Panduan Teknis Lengkap Cara Budidaya Belut Di Air Jernih Tanpa Lumpur

Panduan Teknis Lengkap Cara Budidaya Belut Di Air Jernih Tanpa Lumpur

Cara Budidaya Belut di Air Jernih - Di Indonesia, pengembangan budidaya belut Monopterus albus secara intesif belum banyak dilakukan. Keterbatasan pengembangan belut tersebut diduga akhir masih relatif gampang mendapat belut dari hasil tangkapan alam dan belum adanya pengembangan teknologi budidaya yang sanggup diaplikasikan di masyarakat. Pada perekayasaan ini, dilakukan uji pembiasaan belut pada wadah terkontrol dan pemeliharaan belut pada kolam plastik dan hapa yang disimpan dalam kolam. Bak plastik hanya memakai air tanpa memakai media lumpur sedangkan hapa dipasang menggantung di dalam kolam. Selama pemeliharaan belut diberi adonan kuliner buatan dan kuliner alami.

 pengembangan <b><a href=budidaya belut Monopterus albus secara intesif belum banyak dilakukan Panduan Teknis Lengkap Cara Budidaya Belut Di Air Jernih Tanpa Lumpur" src="http://www.anneahira.com/images/ternak-belut.jpg" height="300" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" title="Panduan Teknis Lengkap Cara Budidaya Belut Di Air Jernih Tanpa Lumpur" width="400" />
Cara Budidaya Belut di Air Jernih
Hasil acara mengatakan belut sanggup mengikuti keadaan pada air higienis dengan bermacam-macam materi pelindung, diantaranya potongan pipa paralon, tumbuhan air, serat karung dan tanpa pelindung. Belut juga sanggup dipelihara pada wadah kolam plastik dan hapa. Selama pemeliharaan, belut tidak mengatakan respon stress menurut indikasi warna tubuh dan kadar glukosa darah. Pemeliharaan pada hapa berpeluang untuk terus dikembangkan dibandingkan pada kolam plastik menurut tingkat kelangsungan hidup yang dicapai. Namun demikian, untuk proses budidaya masih diharapkan kajian mengenai pakan yang sesuai untuk pertumbuhan belut.

Dengan adanya tehnik terbaru ini para pembudidaya belut sudah tidak pusing-pusing mencari "pelepah pisang, jerami, lumpur, kotoran sapi dan lain-lain, kita sudah tidak repot lagi untuk melaksanakan bokasi dan menfermentasikan-nya.

Secara teknis: sejauh kebiasaan makan sanggup diadaptasikan dan kebutuhan pakan sanggup disuplay secara terkontrol, seharusnya pembesaran belut di air higienis sanggup dilakukan. hanya saja, kontrol terhadap kemungkinan serangan penyakit akhir proses pembiasaan harus benar-benar diamati dan dijaga.

Keuntungan: dengan pembesaran belut pada air bersih, jumlah (yang berkaitan dengan kelangsungan hidup) dan pertumbuhan (yang berafiliasi dengan penambahan bobot) sanggup selalu terkontrol sehingga sasaran produksi sanggup lebih ter-realistis dan untuk jumlah penebaran bibit belut di air higienis sanggup lebih besar (bisa 10 bahkan hingga 30 kali lipat dibanding dengan penebaran benih di media lumpur).

Walau masih banyak orang yang tidak/belum percaya dengan adanya Ilmu terbaru ini (belut sanggup hidup dan sanggup dibesarkan di 100% air higienis (air bening) tanpa lumpur, mungkin sebab mereka belum pernah melihat dan belum pernah mencobanya sebab belum tahu tehnik-tehnik dalam melaksanakan Budidaya Belut Di Air Bersih.

Keunggulan dan Kelebihan Bidudaya Belut Di Air Bersih
• Belut Praktis Dikontrol
Budidaya belut di Media Air Bersih tanpa lumpur terbilang lebih effektif dibandingkan dengan budidaya belut di media lumpur. Khususnya akomodasi dalam melaksanakan pengontrolan terhadap belut yang dibesarkan, selain itu jikalau ada belut yang terlihat sakit atau mati, akan gampang terlihat sehingga sanggup segera diambil dari kolam budidaya.
• Penebaran Benih Belut Lebih Banyak

Budidaya Belut dengan media air higienis memungkinkan pembudidaya untuk meningkatkan jumlah belut yang di besarkan dikolam hingga sanggup mencapai 30 kali lipat per m2 di banding budidaya belut di media lumpur. Hal ini sanggup di lakukan sebab di media air bersih, fungsi lumpur sebagai alat perlindungan/persembunyian bagi belut, sedangkan budidaya belut di air higienis peranan tubuh belut itu sendiri sanggup di jadikan tempat perlindungan/persembunyian bagi belut itu sendiri (pengganti lumpur). Dalam Budidaya belut di air higienis menurut uji coba, untuk ukuran 1m2 sanggup ditebar benih belut 30kg, sedangkan di media lumpur penebaran benih untuk ukuran 1 m2 hanya sanggup kita tebar 1kg maksimal 1,5kg, jikalau penebaran melebihi angka tersebut pertumbuhan belut akan terganggu, bahkan sanggup terjadi saling nyerang menyerang antar belut untuk berebut wilayah hidupnya. Sehingga tingkat final hidup belut di media lumpur akan semakin tinggi.
• Meminimalkan Angka Kanibalisme

Seperti binatang-binatang lainnya, belut yang dibesarkan di dalam air yang berlumpur terutama belut jantan atau belut yang sudah mencapai umur 6-8 bulan, akan memperlakukan habitat tempatnya bernaung sebagai kawasan kekuasaannya. bila merasa terusik oleh belut yang lain dan kawasan kekuasaannya terancam, belut tersebut akan saling serang menyerang. Hal itulah yang mengakibatkan tingginya angka final hidup pada belut-belut yang kita pelihara di media air berlumpur. namun, dalam hal ini tidak akan terjadi pada belut yang dipelihara di media air higienis tanpa lumpur, sebab antara belut satu dengan yang lainya justru saling membutuhkan, dalam metode budidaya belut di air bersih, tubuh belut yaitu sebagai tempat untuk saling melindungi dan sebagai tempat persembunyian.
• Lebih Effisien Dan Effektif

Belut yang sudah kita kenal dengan gaya hidupnya yang selalu bersembunyi didalam lumpur yang berair. Namun hal yang sebetulnya dimana ada lobang belut yang masih ada belutnya disitu niscaya akan terdapat air yang jernih. Dengan adanya hal tersebut berarti syarat hidup belut yaitu di air jernih (air bersih), dan tanpa lumpurpun masih sanggup hidup dan sanggup dibesarkan. Budidaya belut di air higienis (air jernih) tanpa lumpur memungkinkan para pembudidaya tidak akan kerepotan sebab harus mencari jerami, debog pisang ataupun lumpur sebagai medianya namun dengan budidaya belut di air higienis cukup dengan air yang jernih saja dan dalam budidaya belut di air higienis juga akan menghemat lahan sebab dalam pembikinan kolam dengan media air bersih, sanggup disusun menjadi 3 tingkat atau lebih. dalam kontribusi pakan di media air higienis juga tidak cuma-cuma(mubadzir) sebab setiap kita tebar pakannya, belut akan melihat sehingga belut akan pribadi memangsanya.

Faktor-fator Utama Dalam Budidaya Belut Di Air Bersih
Beberapa Fator-faktor Utama Yang Harus Kita perhatikan Dalam Budidaya Belut Di Air Bersih
antara lain :

Air


Dalam Budidaya belut di air bersih, air yaitu faktor utama yang sangat kuat pada perkembangan belut. Jika air yang kita gunakan dalam budidaya belut tidak rutin di kontrol maka akan sangat menghipnotis pada perkembangan belut kita.

Air yang bagaimana yang layak dipakai Budidaya belut air bersih? air yang layak dipakai dalam budidaya belut di air higienis yaitu air yang jernih, mempunyai suhu antara 25-28 derajat C, air yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya. Air yang kurang layak/tidak manis untuk budidaya belut di air higienis air PDAM sebab banyak mengandung zat-zat kimia (kaporit), air yang pribadi diambil dari sumur bur sebab sangat minim kandungan oksigennya dan air limbah.

Usahakan dalam melaksanakan budidaya belut di air bersih, kolam harus ada sirkulasi air walau dengan debit yang sangat kecil (ada yang masuk dan ada yang keluar). Dengan adanya fatwa air kedalam kolam budidaya maka akan menambah kandungan oksigen didalamnya sehingga sangat kuat dalam untuk perkembangan serta pertumbuhan belut dan kita juga tidak terlalu repot untuk penggatian air. Jika kolam budidaya belut tidak ada sirkulasi air dan pembuangan, air akan cepat kotor/keruh, maka kita harus sering mengganti air paling tidak selama 2 atau 3 hari sekali, tentunya kita akan sangat kerepotan bukan? Jika air sudah kotor/keruh (warna kuning kecoklatan) air harus segera kita ganti. tapi beda dengan kotoran yang mengendap didasar kolam, walau didasar kolam sudah terdapat endapan tapi airnya masih jernih, air masih layak kita gunakan, asal endapannya tidak terlalu tebal.

Pakan
Pakan juga termasuk salah satu faktor yang sangat penting untuk perkembangan serta pertumbuhan belut. Berilah pakan secukup mungkin, usahakan jangan hingga kekurangan atau jangan berlebihan dan berilah pakan yang paling disukai belut, jikalau dalam kontribusi pakan pada belut terlalu banyak sanggup menimbulkan air cepat kotor(karena sisa makanan) dan sanggup menimbulkan effek negatif pada belut, sehingga belut gampang sakit dan usang kelamaan sanggup menimbulkan kematian. Jika kontribusi pakan pada belut kurang, maka sanggup menimbulkan sifat kanibalisme pada belut kita dan kita juga akan rugi sebab pertumbuhannya akan lama. Selama belut masih mau makan dengan pakan tersebut jangan beralih ke pakan yang lain secara total, kecuali belut mau makan dengan pakan yang kita berikan, jikalau belut tidak mau makan dengan pakan yang kita berikan, kembalilah kepakan yang sebelumnya.

Jenis-jenis pakan belut antara lain:
cacing lor, cacing merah, cacing lumbricus, ikan cere, ikan cithol, ikan guppy, anakan ikan mas, berudu (kecebong), lambung katak, keong mas/sawah, ulat hongkong dan masih banyak yang lainnya.

Bibit
Pemilihan bibit belut berkualitas yaitu salah satu faktor penting dalam memilih keberhasilan kebijaksanaan daya belut. Umumnya bibit belut yang ada ketika ini sebagian besar masih merupakan hasil tangkapan alam. Karena itu, teknik penangkapan bibit dari alam memilih kualitas bibit. Bibit yang ditangkap dengan cara alami memakai perangkap, menyerupai bubu, merupakan bibit yang cukup baik sebab tidak mengalami perlakuan yang menurunkan kualitasnya. Sebaliknya, bibit yang diperoleh dengan cara tidak baik menyerupai disetrum bukan termasuk bibit berkualitas. Pasalnya, bibit menyerupai ini pertumbuhannya tidak akan maksimal (kuntet). Lebih baik lagi jikalau bibit yang dipakai berasal dari hasil budidaya. Ukurannya akan lebih seragam dan jarang terjangkit penyakit menyerupai yang mungkin terjadi pada belut hasil tangkapan alam. Sayangnya, bibit belut hasil budidaya untuk ketika ini masih sangat sedikit.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan terkait bibit belut yang berkualitas.
1. Bibit yang dipakai sehat dan tidak terdapat bekas luka
Luka pada bibit belut sanggup terjadi akhir disetrum, pukulan benda keras, atau perlakuan ketika pengangkutan. Umumnya, bibit yang diperoleh dengan cara disetrum cirinya tidak sanggup pribadi terlihat, tetapi gres diketahui 10 hari kemudian. Salah satu ciri-cirinya terdapat bintik putih menyerupai garis di permukaan tubuh yang lama-kelamaan akan memerah dan pada pecahan dubur berwarna kemerahan. Bibit yang disetrum akan mengalami kerusakan syaraf sehingga pertumbuhannya tidak maksimal.
2. Bibit terlihat lincah dan agresif
Bibit yang yang selalu mendongakan kepalanya keatas dan tubuhnya sudah membalik sebaiknya diambil saja sebab belut yang sudah menyerupai ini sudah tidak sehat dan usang kelamaan sanggup mati. belut yang sehat mempunyai ciri-ciri: hening tapi lincah, belut akan mengambil oksigen keatas dengan cepat kamudian kembali kebawah lagi.
3. Penampilan sehat yang dicirikan, tubuh yang keras dan tidak lemas pada waktu dipegang
pada waktu kita memegang belut tentunya kita akan sanggup mencicipi keadaannya, bila belut tersebut bila kita pegang tetap diam/lemas atau tidak meronta/tidak ada perlawanan ingin lepas, sebaiknya belut dipisahkan, sebab belut belut yang menyerupai ini kurang sehat. Dan sekaliknya jikalau kita pegang badannya terasa keras dan selalu meronta ingin lepas dari genggaman tangan kita, belut yang mempunyai ciri menyerupai ini layak kita budidayakan.
4. Ukuran bibit seragam dan dikarantina terlebih dahulu
Bibit yang dimasukkan ke dalam wadah pembesaran ukurannya harus seragam. Hal ini dilakukan untuk menghindari sifat kanibalisme pada belut. Bibit yang berasal dari tangkapan alam harus disortir dan dikarantina. Tujuannya untuk menghindari serangan bibit penyakit yang mungkin terbawa dari tempat hidup atau kolam pemeliharaan belut sebelumnya dan untuk pemilihan belut yang sehat dan tidak sehat. Caranya yaitu dengan memasukkan bibit belut ke dalam kolam atau kolam yang diberi air higienis biarkan belut hening dulu (kurang lebih 1 jam) kemudian berilah kocokan telur dicampur dengan madu 1 jam kemudian penggantian air dilakukan dan biarkan belut hingga bener-bener hening diamkan kurang lebih 1 hari 1 malam kemudaian masuk bibit kekolam pembesaraan.

Kepadatan (Volume)

Kepadatan penebaran bibit dalam pembesaran jenis-jenis ikan sangatlah menghipnotis pada perkembangan pertumbuhan dan tingkat kematian, misal, dalam pembesaran jenis-jenis ikan menyerupai lele,gurame, nila dll, kalau penebarannya terlalu padat, waktu pembesaran sanggup terhambat walau kontribusi pakan sudah sesuai dengan ukurannya dan juga sanggup menimbulkan tingkat final hidup yang tinggi.

Namun metode pembesaran Belut di media air higienis ini sangatlah berbeda dengan penebaran bibit jenis-jenis ikan yang lainnya, Kepadatan penebaran bibit belut sangat berperan penting pada pertumbuhan dan tingkat kematian. Kepadatan penebaran bibit belut untuk pertumbuhan, tergantung dalam proses kontribusi pakan dan untuk tingkat final hidup justru sanggup meminimalkannya.

Mempersiapkan Pembesaran

Langkah Awal

Langkah awal untuk melaksanakan perjuangan budidaya belut di air higienis yaitu memelihara pakan, dalam melaksanakan perjuangan budidaya belut,jika kita tidak ingin mengalami hambatan terutama problem pakan dan kita juga akan sanggup mengurangi biaya operasional perjuangan ini, lakukanlah langkah awal ini yaitu 3 atau 4 bulan memelihara pakannya terlebih dahulu sebelum kita menebar bibit belut. Karena selama ini hambatan dari para pembudidaya belut baik yang memakai media lumpur maupun media air higienis yaitu pada kontribusi pakan yang tidak menentu sebab mereka sebelumnya tidak mempersiapkan pakannya terlebih dahuludan hingga sekarang pakan yang paling disukai belut yaitu pakan dari alam, walaupun sudah ada pembudidaya belut dalam kontribusi pakannya memakai jenis pelet, namun sehabis dihitung-hitung hasil analisa usahanya masih sangat minim,padahal dalam setiap perjuangan tentunya untuk mendapat laba yang lebih, bukan malah membuang-buang duit atau tenaga kita kan???

Banyak pembudidaya belut yang masih meremehkan hal ini dan risikonya mereka yang akan kerepotan sendiri sebab setiap hari harus mencari pakan buat belut kalau tidak, mereka harus membeli pakannya, sehingga untuk biaya operasionalnya akan semakin membengkak untuk pembelian pakan. Dengan kita memelihara pakan terlebih dahulu insyaALLOH akan gampang menghitung jumlah panen dan analisa usahanya.

Persyaratan Lokasi
Secara klimatologis belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut sanggup berada di dataran rendah hingga dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada batasan yang spesifik.
Kualitas air untuk pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kondisi kolam tidak beracun.
Suhu udara/temperatur optimal untuk pertumbuhan belut yaitu berkisar antara 25-28 derajat C.
Pada prinsipnya kondisi perairan yaitu air yang harus higienis dan kaya akan osigen terutama untuk bibit/benih yang masih kecil.

Belut yaitu hewan air yang selalu mengeluarkan lendir dari tubuhnya sebagai prosedur proteksi tubuhnya yang sensitif. Lendir yang keluar dari tubuh belut cukup banyak sehingga usang kelamaan sanggup menghipnotis derajad keasaman (pH) air tempat hidupnya. pH air yang sanggup diterima oleh belut rata-rata maksimal 7. Jika pH dalam air tempat pembesaran telah melebihi ambang batas toleransi, air harus dinetralkan, dengan cara menggati ataupun mensirkulasikan airnya. Dengan demikian, kolam/tempat pembesaran harus dilengkapi dengan peralatan yang memungkinkan untuk penggantian atau sirkulasi air.

Ada beberapa macam tempat yang sanggup dipakai untuk untuk budidaya belut di air higienis (air bening) tanpa lumpur di antaranya: kolam permanen (bak semen), kolam plastik, tong (drum).
Dalam Budidaya Belut dengan memakai media lumpur dalam wadah/tempat dan ruangan 5X5 meter, hanya sanggup dibentuk untuk 1 kolam saja berbeda dengan Budidaya belut diair higienis dengan wadah dan Ruangan 5X5 meter, sanggup dikembangkanya 3 Kali lipat dari wadah budidaya itu sendiri, sebab dalam budidaya air higienis kita hanya memerlukan ketinggian air 30 Cm, maka tempat budiaya kita sanggup tingkat menjadi 3 susun atau 3 apartemen.


Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Ads

Advertiser