Artikel kali ini blog sampulpertanian akan membandingkan perbedaan antara SRI (System of Rice Intensification) dengan sistem teladan tanam cara petani pada umumnya atau teladan tanam secara konvensional. diharap artikel ini sanggup menambah pengetahuan dan sanggup dijadikan tumpuan perihal teladan tanam pada flora padi.
Perbedaan SRI dengan cara petani |
Dari pengertian diataspun kita sanggup menyimpulkan banyaknya perbedaan antara teladan tanam dengan memakai metode SRI (System of Rice Intensification) dengan teladan tanam yang biasa petani terapkan atau kita menyebutnya teladan tanam konvensional, adapun perbedaan antara kedua metode tersebut yakni sebagai berikut:
Perlakuan yang diberikan | Metode SRI | Cara Petani |
Kebutuhan benih/ha | 5-7 kg/ha | 25 kg/ha |
Jumlah bibit perlubang tanam | 1 batang | 4-5batang |
Umur tanam | 7-14 hari | 20-30 hari |
Pupuk kimia (Urea, Sp36, dll) | Sedikit | Harus |
Pupuk Organik | Harus | Tidak |
Jumlah anakan | 40-50 anakan | 17-30 anakan |
Serangan hama keong | Rentan | Sedang |
Pengairan yang digunakan | Intermiten | Digenangi |
Potensi hasil panen | 8-10 ton/ha | 5-7 ton/ha |
Dari tabel diatas kita sanggup menyimpulkan bahwa banyaknya perbedaan antara metode SRI (System of Rice Intensification) dengan cara petani konvensional. Akhir kata kami ucapkan terikma kasih dan tetap kunjungi blog sampulpertanian sebab masih banyak informasi menarik lainnya perihal pertanian.