Harga sapi lokal yang sebelumnya sempat merosot tajam di hampir seluruh pasar binatang terutama di Jawa Timur, dikala ini mulai merangkak naik. Kenaikan harga yang dipicu tingginya undangan dari pembeli atau jagal sapi lokal mulai terasa semenjak 2 ahad sebelum lebaran.
Jelang lebaran, sapi-sapi besar atau sapi jumbo menjadi primadona yang diburu pembeli sapi di pasar hewan. Jika sebelumnya harga sapi-sapi ukuran besar dengan berat diatas 500 kg tidak diminati pedagang atau pembeli dan harganya cenderung turun maka dikala ini sapi ukuran besar inilah yang mengalami kenaikkan harga paling signifikan.
Kenaikan harga sapi di pasar-pasar binatang di Jawa Timur dan Jawa Tengah terjadi merata pada ahad ini jelang Idul Fitri. Dari beberapa pasar di Jawa Timur menyerupai pasar binatang Lumajang, pasar binatang Leces, Pasar binatang Wonoasih dll kondisi harga terus merangkak naik. Jika sebelumnya harga sapi besar hanya berkisar antara Rp 41.000 - Rp 43.000/kg maka dikala ini harga sudah mengalami kenaikan yang cukup tinggi sekitar Rp 2000 - Rp 4.000/kg sehingga harga sapi menjadi Rp 43.000 - Rp 47.000/kg tergantung pada jenis dan kualitas sapi. Semakin gemuk atau semakin elok tentunya harga akan semakin mahal. Ini juga berarti kenaikan per ekor sapi mencapai 1 juta hingga 2 juta rupiah.
Kenaikan harga sapi juga dipicu oleh kenaikan harga daging disamping tingginya undangan daging jelang lebaran. Harga daging yang sebagian sudah mencapai Rp 130.000/kg dan tetap diburu pembeli atau konsumen berperan besar dalam menaikkan harga sapi lokal dipasar hewan.
Daging operasi pasar yang dijual pemerintah seharga 80 ribuan ternyata kurang diminati pembeli sebab kondisi atau kualitas dagingnya yang jelek.
Jika mau jeli mengamati bergotong-royong harga sapi lokal yang naik jelang lebaran ini masih lebih murah dari harga diawal tahun 2016 yang sempat melonjak hingga Rp 48.000/kg.
Kenaikan harga sapi lokal selain terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah juga terjadi di Sumatera seiirng dengan kenaikkan harga daging segar (bukan daging impor).
Jelang lebaran, sapi-sapi besar atau sapi jumbo menjadi primadona yang diburu pembeli sapi di pasar hewan. Jika sebelumnya harga sapi-sapi ukuran besar dengan berat diatas 500 kg tidak diminati pedagang atau pembeli dan harganya cenderung turun maka dikala ini sapi ukuran besar inilah yang mengalami kenaikkan harga paling signifikan.
Kenaikan harga sapi di pasar-pasar binatang di Jawa Timur dan Jawa Tengah terjadi merata pada ahad ini jelang Idul Fitri. Dari beberapa pasar di Jawa Timur menyerupai pasar binatang Lumajang, pasar binatang Leces, Pasar binatang Wonoasih dll kondisi harga terus merangkak naik. Jika sebelumnya harga sapi besar hanya berkisar antara Rp 41.000 - Rp 43.000/kg maka dikala ini harga sudah mengalami kenaikan yang cukup tinggi sekitar Rp 2000 - Rp 4.000/kg sehingga harga sapi menjadi Rp 43.000 - Rp 47.000/kg tergantung pada jenis dan kualitas sapi. Semakin gemuk atau semakin elok tentunya harga akan semakin mahal. Ini juga berarti kenaikan per ekor sapi mencapai 1 juta hingga 2 juta rupiah.
Kenaikan harga sapi juga dipicu oleh kenaikan harga daging disamping tingginya undangan daging jelang lebaran. Harga daging yang sebagian sudah mencapai Rp 130.000/kg dan tetap diburu pembeli atau konsumen berperan besar dalam menaikkan harga sapi lokal dipasar hewan.
Daging operasi pasar yang dijual pemerintah seharga 80 ribuan ternyata kurang diminati pembeli sebab kondisi atau kualitas dagingnya yang jelek.
Jika mau jeli mengamati bergotong-royong harga sapi lokal yang naik jelang lebaran ini masih lebih murah dari harga diawal tahun 2016 yang sempat melonjak hingga Rp 48.000/kg.
Kenaikan harga sapi lokal selain terjadi di Jawa Timur dan Jawa Tengah juga terjadi di Sumatera seiirng dengan kenaikkan harga daging segar (bukan daging impor).