tanaman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
tanaman.jpg" width="320" />
tanaman.jpg" width="320" />Tanah merupakan medium yang porous, sanggup menahan air, sanggup meneruskan sebagian air baik yang berasal dari air hujan maupun air dalam tanah itu sendiri. Adanya suatu infiltrasi air dan gerakan air ini merupakan suatu faktor-faktor tertentu yang saling berhubungan dengan kandungan air yang ada di dalam tanah dan tanah sebagai medium serta tanaman yang ada di atas tanah tersebut. Bermacam-macam air di dalam tanah, adalah :
1. Air gravitasi
Air dalam tanah yang bergeraknya ke bawah dipengaruhi gravitasi bumi. Sehabis hujan tanah akan dijenuhi air lantaran gaya gravitasi, air akan turun ke bawah pada lapisan-lapisan dibawahnya.
Bila air dalam jumlah yang cukup maka lapisan yang berair ini kejenuhan permanen yang disebut permukaan air tanah.
2. Air kapiler
Bila air permukaan tanah mengalir ke bawah akan terlihat pori-pori yang mengandung air. Air didalamnya disebut air kapiler.
Air ini tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi dan tidak turut masuk ke dalam larutan tanah yang lebih dalam. Air ini yang pertama-tama dikonsumsi oleh tanaman lantaran tidak mobile dan terdapat di kawasan perakaran.
3. Air higroskopis
Oleh lantaran penguapan air ke udara maka air kapiler akan selalu berkurang jumlahnya di dalam tanah. Bila pengurangan air lantaran bencana penguapan ini berjalan terus menerus maka kekuatan tarik menarik antara partikel tanah dan air akan menjadi naik. Sehingga akan terdapat/tinggal air yang tidak dalam keadaan cair sehingga air yang demikian ini baik ditinjau dari segi khemis maupun biologis tidak begitu berkhasiat bagi tanaman dan disebut air higroskopis dan punya manfaat yang sedikit.
4. Air kristal
Sesudah air higroskopis hilang maka yang tinggal hanya air hidratasi dari Al, Fe, dan Si. Air hidratasi inilah yang disebut air kristal dan air ini hanya sanggup hilang dengan pemanasan memakai temperatur tinggi.
5. Uap air di dalam tanah
Pori-pori tanah yang tidak terisi oleh air kapiler sanggup pula diisi oleh udara sehingga menyerupai halnya di dalam atmosfir, di dalam tanah dijumpai pula uap air. Selama air kapiler masih ada maka udara dalam pori-pori ini akan selalu jenuh dengan uap air.
