-->

Ads1

Budidaya Durian ( Bombaceae Sp. )

Budidaya Durian ( Bombaceae Sp. )

Budidaya Durian ( Bombaceae Sp. )


1. SEJARAH SINGKAT
Durian merupakan tanaman buah berupa pohon. Sebutan durian diduga berasal
dari istilah Melayu yaitu dari kata duri yang diberi akhiran -an sehingga menjadi
durian. Kata ini terutama dipergunakan untuk menyebut buah yang kulitnya berduri
tajam.
Tanaman durian berasal dari hutan Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan yang berupa
tanaman liar. Penyebaran durian ke arah Barat yakni ke Thailand, Birma, India dan
Pakistan. Buah durian sudah dikenal di Asia Tenggara semenjak masa 7 M. Nama lain
durian yakni duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja), rulen (Seram
Timur).

2. JENIS TANAMAN
Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-kapukan. Yang
lazim disebut durian yakni tumbuhan dari marga (genus) Durio, Nesia, Lahia,
Boschia dan Coelostegia.
Ada puluhan durian yang diakui keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan
disebarluaskan kepada masyarakat untuk dikembangkan. Macam varietas durian
tersebut adalah: durian sukun (Jawa Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong
(Betawi), simas (Bogor), sunan (Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol
(Kalimantan Selatan), sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).

3. MANFAAT TANAMAN
Manfaat durian selain sebagai makanan buah segar dan olahan lainnya, terdapat
manfaat dari kepingan lainnya, yaitu:
1) Tanamannya sebagai pencegah pengikisan di lahan-lahan yang miring.
2) Batangnya untuk materi bangunan/perkakas rumah tangga. Kayu durian setaraf
dengan kayu sengon alasannya yakni kayunya cenderung lurus.
3) Bijinya yang mempunyai kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif
pengganti makanan (dapat dibuat bubur yang dicampur daging buahnya).
4) Kulit digunakan sebagai materi debu gosok yang bagus, dengan. cara dijemur sampai
kering dan dibakar hingga hancur.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia, tanaman durian terdapat di seluruh pelosok Jawa dan Sumatra.
Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di hutan, di
sepanjang fatwa sungai. Di dunia, tanaman durian tersebar ke seluruh Asia
Tenggara, dari Sri Langka, India Selatan hingga New Guenea. Khusus di Asia
Tenggara, durian diusahakan dalam bentuk perkebunan yang dipelihara intensif oleh
negara Thailand.
Jumlah produksi durian di Filipina yakni 16.700 ton (2.030 ha), di Malaysia 262.000
ton (42.000 ha) dan di Thailand 444.500 ton (84.700 ha) pada tahun 1987-1988. Di
Indonesia pada tahun yang sama menghasilkan 199.361 ton (41.284 ha) dan pada
tahun 1990 menghasilkan 275.717 ton (45.372 ha).

5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000-3500 mm/tahun dan minimal
1500-3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1-2
bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus menerus.
2) Intensitas cahaya matahari yang diperlukan durian yakni 60-80%. Sewaktu
masih kecil (baru ditanam di kebun), tanaman durian tidak tahan terik sinar
matahari di animo kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
3) Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20-30 derajat C. Pada suhu 15oC
durian sanggup tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35
derajat C daun akan terbakar.

5.2. Media Tanam
1) Tanaman durian menghendaki tanah yang subur (tanah yang kaya bahan
organik). Partikel penyusunan tanah seimbang antara pasir liat dan debu sehingga
mudah membentuk remah.
2) Tanah yang cocok untuk durian yakni jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah
yang mempunyai ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas
bebutir-butir, sedangkan kepingan bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air
tinggi.
3) Derajat keasaman tanah yang dikehendaki tanaman durian yakni (pH) 5-7,
dengan pH optimum 6-6,5.
4) Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka
membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalam cukup, (50-150 cm) dan
(150-200 cm). Jika kedalaman air tanah terlalu dangkal/ dalam, rasa buah tidak
manis/tanaman akan kekeringan/akarnya busuk akhir selalu tergenang.

5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian daerah untuk bertanam durian dihentikan lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada
juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang
berbukit/yang kemiringannya kurang dari 15 kurang mudah daripada lahan yang
datar rata.

6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
a) Asli dari induknya.
b) Segar dan sudah tua.
c) Tidak kisut.
d) Tidak terjangkit hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian sanggup dilakukan melalui cara generatif (dengan
biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).
a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar
daging buah yang melekat terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar
tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji
dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun
waktu 2-3 ahad setelah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua,
dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran cantik dan
produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, sanggup diokulasi, dengan cara:
1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (} 1 cm). Dipilih mata
tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm
sehingga menyerupai lidah.
3. Kulit yang menyerupai pengecap dipotong menjadi 2/3-nya.
4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, kalau coklat, berarti okulasi gagal.
c) Penyusuan
1. Model tusuk/susuk
- Tanaman calon batang atas dibelah setengah kepingan menuju kearah
pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman
calon batang bawah sebaiknya mempunyai diameter sama dengan batang
atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian
disayat hingga runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon
batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak
mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.
- Selama masa penyusuan batang yang disatukan dihentikan bergeser.
Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada
tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah
dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram semoga tetap
hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari
tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.
Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah
3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini sanggup lebih berhasil
kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.
2. Model sayatan
- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk
yang sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua batang tersebut disayat sedikit hingga kepingan kayunya. Sayatan
pada kedua batang tersebut diupayakan semoga bentuk dan besarnya sama.
- Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu
ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan
tumbuh bersama-sama.
- Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi sanggup dilihat akibatnya kalau batang
atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh tolong-menolong berarti
penyusuan tersebut berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk
batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang
atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya yakni tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.
d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat,
subur, cukup usia, pernah berbuah, mempunyai susunan percabangan yang
rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm),
kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok yakni awal animo hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada animo kering, tetapi harus
disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara
mencangkok yakni sebagai berikut:
1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.
2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.
3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai
dua hari.
4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut
gambut, mos). Jika memakai tanah tambahkan pupuk kandang/kompos
perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut
kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat semoga media tidak jatuh.
5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus
cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan
ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam eksklusif di lapangan, tetapi disemaikan
terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari
daging buah dikering-anginkan hingga kering tidak ada air yang menempel. Biji
dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau eksklusif ditanam di
polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media
tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah
sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak
boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C). Biji
ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang
menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4
bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya yakni 2 cm
membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot
dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2-3 ahad biji akan mengeluarkan akar dengan
tudung akar eksklusif masuk ke dalam media yang panjangnya } 3-5 cm. Saat itu
tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap
dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.
4) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm
atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya
bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya
banyak dan kuat, juga adanya helaian daun akrab pucuk tanaman yang telah
menebal dan warnanya hijau tua.

6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan yakni pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal
tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume
produksi.
2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa ahad sebelum
penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang
pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang
akan menganggu pertumbuhan.
3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga
menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk
kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan
selama 1 minggu. Pada ketika itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk
mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan jalan masuk untuk penampung air. Jika
bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan
jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan
lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, kepingan permukaan bedengan
ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, contohnya tanah podzolik (merah kuning) dan
latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung mempunyai pH 5 - 6 dan
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat
diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang animo kemarau,
dengan kapur pertanian yang mempunyai kadar CaCO3 hingga 90%.
Dua hingga 4 ahad sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan
dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya
dua ahad setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.

6.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian,
serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah,
jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam
jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur
kurang dari 6 tahun), sanggup diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai
budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok,
tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi
jalar.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk
menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat
menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di
kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang
tanam dibiarkan kering terangin-angin selama } 1 minggu, kemudian lubang tanam
ditutup kembali.
Tanah galian kepingan atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk
kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah kepingan bawah yang telah dicampur 35 kg
pupuk sangkar dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya sanggup dicampurkan
insektisida butiran menyerupai Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh
sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum
penanaman bibit.
3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya
sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran
yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil,
sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang
tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam hingga batas leher
c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar
pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, kemudian disiram air.
e) Di atas bibit sanggup dibangun naungan dari rumbia atau materi lain. Naungan ini
sebagai pelindung semoga tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari
secara langsung.

6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah maut durian semoga tidak
menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan
setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses aborsi bunga, begitu
gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditundatunda).
Penjarangan sanggup dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A),
pada ketika bunga atau bakal buah gres berumur sebulan. Pada ketika itu sebagian
bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga
yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga
yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian
yang dijarangkan } 50-60% dari seluruh buah yang ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama
pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (} diameter 1 m dari pohon durian).
3) Pemangkasan/Perempelan
a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai
40% selama } 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain menciptakan tanaman menjadi cepat berbuah juga
meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama.
Waktu pemotongan akar paling baik pada ketika tanaman mulai berbunga, paling
lambat 2 ahad setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen
berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan
tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal
batang.
b) Peremajaan
Tanaman yang sudah renta dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman
durian tidak harus dibongkar hingga ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan
pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak
tertahan.Untuk mencegah terjadinya bisul batang, bekas luka tersebut dapat
diolesi meni atau ditempeli lilin parafin.
Setelah 2-3 ahad dilakukan pemangkasan (di animo hujan) maka pada
batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas gres mencapai 2
bulan, tunas tersebut sanggup diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara
okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah } 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5
m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak
boleh terlalu akrab dengan tanah.
c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibuat tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli
atau ditarik dan dipaksa ke bawah semoga pertumbuhan tanaman tidak mengarah
ke atas. Cabang yang akan dibuat dibalut dengan kalep semoga dahan tersebut
tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan
pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan
tumbuh ke bawah mengarah horizontal.
4) Pemupukan
Sebelum melaksanakan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan
tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.
a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan
secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering
segera lakukan penyiraman.
b) Jenis dan takaran pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian yakni pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat
membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat
bulan sekali hingga tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang
60-100 kg per pohon pada animo kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara
menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar
dari tanaman.
Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya mulai membentuk batang
dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan suplemen 20–25%
pupuk NPK dari takaran sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka
pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan
pupuk sangkar juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang
berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat
tanaman selesai membentuk tunas gres (menjelang tanaman akan berbunga).
5) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh
tergenang terlalu usang atau hingga terlalu basah. Bibit durian yang gres ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada
musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat
dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya
sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan jalan masuk air drainase
untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapat pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 ahad sekali
bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan takaran 1 cc/liter air dan
ditambah dengan Metalik dengan takaran 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman semoga lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan yakni Basudin yang disemprot sesuai aturan
yang ditetapkan dan mempunyai kegunaan untuk pencegahan serangga.
Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane
atau Antracol) semoga sehat. Lebih baik bila pada ketika melaksanakan penanaman,
batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.
7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi menghipnotis jaringan-jaringan
pada aneka macam organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memperlihatkan unsur
tambahan hara pada tanaman. ZPT sanggup menciptakan tanaman menjadi lemah
sehingga penggunannya harus diubahsuaikan dengan petunjuk pemakaian yang
tertera pada label yang ada dalam kemasan, alasannya yakni pemakaian ZPT ini hanya
dicampurkan saja.

7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Penggerek buah (Jawa : Gala-gala)
Ciri: telur diletakkan pada kulit buah dan dilindungi oleh jaring-jaring menyerupai rumah
laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur eksklusif menggerek dan
melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di
dalam buah hingga menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang kala jatuh
sebelum tua. Penyebaran: serangga penggerek buah menyebar dengan cara
terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah
ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan
secara periodik setiap menjelang animo kemarau. Pengendalian: dilakukan
dengan insektisida, menyerupai Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan
dosis 2-3 cc/liter air.
2) Lebah mini
Ciri: hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya
bergaris putih lebar. Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya
menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat (larva), hama ini menyerang daun-daun durian
muda. Selama hama tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong),
mereka akan melekat erat pada kulit buah. Setelah menjadi lebah serangga ini
mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan
daun-daun muda. Pengendalian: memakai parvasida, menyerupai Hostathion 40
EC (Triazofos 420 gram/liter), dan insektisida, menyerupai Supracide 40 EC takaran 420
gram/liter dan Temik 106 (Aldikarl 10%).
3) Ulat penggerek bunga (Prays citry)
Ulat ini menyerang tanaman yang gres berbunga, terutama kepingan kuncup bunga
dan calon buah. Ciri: ulat ini warna tubuhnya hijau dan kepalanya merah coklat,
setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan
bertubuh langsing. Gejala: kuncup bunga yang terjangkit akan rusak dan putiknya
banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan tajuk bunganya pun
rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah lantaran luka digerek ulat.
Penularan ke tanaman lain dilakukan oleh kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dengan menyemprotkan obat-obatan menyerupai Supracide 40 EC,
nuvacrom SWC, Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).
4) Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lilin
putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya menyerupai dengan
kutu loncat yang menyerang tanaman lamtoro. Gejala: kutu loncat bergerombol
menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada
tulang-tulang daun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya
terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening
yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga
mengundang semut-semut bergerombol. Pengendalian: daun dan ranting-ranting
yang terjangkit dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC takaran 100-150
gram/5 liter air.

7.2. Penyakit
1) Phytopthora parasitica dan Pythium complectens
Penyebab: Pythium complectens, yang menyerang kepingan tanaman menyerupai daun,
akar dan percabangan. Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan
cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi tolong-menolong dengan larutnya tanah atau materi organik yang
terangkut air. Gejala: daun durian yang terjangkit menguning dan gugur mulai dari
daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti
dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas
permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk. Pembusukan pada akar hanya
terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi sanggup meluas dari ujung akar
lateral hingga ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak
normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi colat renta dan jaringan pembuluh menjadi
merah jambu. Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik semoga tanah tidak
terlalu berair dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2)
pohon yang sakit dibongkar hingga ke akarnya dan dibakar; (3) pilih bibit durian
kerikil untuk batang bawah lantaran jenis ini lebioh tahan terhadap serangan jamur
sehingga sanggup terhindar dari serangan penyakit busuk.
2) Kanker bercak
Penyebab: Pythium palvimora, terutama menyerang kepingan kulit batang dan kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau bahan
organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan
yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur sanggup tumbuh dengan baik pada suhu
antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang terjangkit mengeluarkan
blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit bermetamorfosis merah kelam, coklat tua
atau hitam; kepingan yang sakit sanggup meluas ke dalam hingga ke kayu; daun-daun
rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati. Pengendalian: (1)
perbaikan drainase semoga air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk
batang yang sakit; (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai
ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar,
sedangkan kepingan yang terluka diolesi fungisida, contohnya difolatan 4 F 3%.
3) Jamur upas
Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur
mengkilat menyerupai sarang laba-laba pada cabang-cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu
sehingga menyebabkan matinya cabang. Pengendalian: (1) serangan jamur yang
masih pada tingkat sarang laba-laba sanggup dikendalikan dengan cara melumasi
cabang yang terjangkit degan fungisida, contohnya calizin RM; (2) kalau jamur sudah
membentuk kerak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kirakira
lebih 30 cm ke bawah kepingan yang berjamur; (3) dengan menyemprotkan
Antrocol 70 WP (propineb 70,5%), takaran 100-200 gram/liter air atau 1-1,5 kg/ha
aplikasi.

8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga
jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan Oktober-
Februari buah sudah remaja dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum
musim hujan tiba lantaran air hujan sanggup merusak kualitas buah.
Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya.
Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan busuk harum yang menyengat.
Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar
dentang udara antara isi dan kulitnya.

8.2. Cara Panen
Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga semoga buah tidak
langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah sanggup diikat dengan tali
plastik. Tujuan pengikatan tersebut semoga tangkai buah yang terlepas dari batang atau
ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat
diambil dalam keadaan utuh.
Buah durian dari pohon rendah sanggup dipetik dengan memakai pisau tajam.
Tangkai buah dipotong mulai dari kepingan paling atas, } 1,5 cm dari dahan.
Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati lantaran di daerah ini terdapat
bahan tunas yang akan berbunga pada animo berikutnya.
Buah durian yang terletak pada kepingan pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan
menggunakan alat bantu yang sesuai semoga tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke
tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit lantaran terjadi fermentasi
pembentukan alkohol dan asam.

8.3. Prakiraan Produksi
Jumlah durian yang sanggup dipanen dalam satu pohon yakni 60-70 butir perpohon
pertahun dengan bobot rata-rata 2,7 kg. Apabila diinginkan jumlah buah yang lebih
banyak lagi maka bobot buah akan turun.

9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Di daerah pengumpulan setiap tangkai durian diberi label khusus atau dicat dengan
warna tertentu untuk memperlihatkan kebun asal durian. Bila kualitasnya kurang baik
dapat diperbaiki pada tahun berikutnya.

9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Hasil panen dikumpulkan, diseleksi dan dipilah-pilah menurut ukuran. Seleksi
perlu dilakukan semoga tidak ada buah cacat yang ikut terkirim, terutama bila buah ini
akan dijual atau diekspor.

9.3. Penyimpanan
Durian yang sudah terpilih dicuci dan disemprot dengan air semoga kotoran yang
menempel pada kulitnya menjadi bersih. Selanjutnya buah dicelupkan ke dalam air
yang telah diberi fungisida Aliette 800 WP yang berbahan aktif Aluminium tris
(Oethy/phosphonate) 22 cc/liter. Tujuan pencelupan ini yakni untuk menghindari
serangan busuk buah yang disebabkan oleh jamur Phytophtora sp selama
pemeraman dan transportasi. Lalu buah dikeringanginkan. Durian beserta petinya
dimasukkan ke dalam gudang yang cukup mendatangkan penerangan.

9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Buah durian yang akan diekspor diberi perlakuan: setelah buah kering, buah
dibungkus kantong plastik dan diikat dengan tali rafia Setiap kantung plastik berisi
satu butir buah durian. Buah yang sudah dibungkus kantung plastik dibungkus lagi
dengan kantung kertas semen. Setelah itu, dimasukkan ke dalam kotak karton
setebal 3 mm. Setiap ungkus berisi 5-6 butir durian sehingga setiap kotak karton
berisi 10-15 kg durian. Kotak ini dilekat dengan lakban (perekat plastik) tebal yang
tidak gampang robek kalau terkena gesekan.
Teknologi pengemasan ini memperhatikan adanya lubang udara semoga ada sirkulasi
udara, tetapi juga ada lapisan plastik luar untuk menahan keluarnya bau, sehingga
tidak ada kontak antar udara di dalam kotak pengepakan dengan udara luar maka
jika di dalam ada durian yang matang baunya tidak tercium menyengat sampai
keluar.

9.5. Penanganan Lain
Bila ingin menghasilkan durian beku untuk dipasarkan ke daerah yang jauh, maka
dapat dilakukan cara pengepakan fakum udara, cara ini banyak digunakan oleh petani
Thailand. Setelah dikupas kulitnya, durian dimasukkan ke dalam alat fakum udara
selama 35-40 menit dengan suhu 40oC di bawah nol. Setelah itu, buah durian
dimasukkan ke dalam plastik berukuran 300 gram dan diletakkan dalam kamar
pendingin dengan suhu 18 derajat C di bawah nol.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis perjuangan tani tanaman durian seluas 1 ha pada tahun 1998.
1) Biaya produksi
1. Tanah 1 ha @ m2 x Rp. 15.000,- Rp. 15.000.000,-
2. Bibit :150 pohon @ Rp. 50.000,- Rp. 7.500.000,-
3. Pupuk
- Pupuk kandang: 9500 kg @ Rp. 60,- Rp. 570.000,-
- UREA: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- TSP: 1400 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 2.100.000,-
- KCl: 1400 kg @ Rp. 1.600,- Rp. 2.240.000,-
- NPK: 1400 kg @ Rp. 2.800,- Rp. 3.920.000,-
- Hormon/mineral: 70 liter @ Rp. 3.500,- Rp. 245.000,-
4. Obat dan pestisida
- Insektisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
- Fungisida: 150 liter @ Rp. 5.000,- Rp. 750.000,-
5. Alat dan bangunan
- Bangunan dan sumur Rp. 2.500.000,-
- Alat semprot: 2 unit @ Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
- Cangkul: 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
- Sabit: 2 buah @ Rp. 3.500,- Rp. 7.000,-
- Garpu: 2 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 6.000,-
- Golok: 2 buah @ Rp. 7.500,- Rp. 15.000,-
- Gunting pangkas: 3 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 15.000,-
- Gergaji pangkas: 2 buah @ Rp. 6.000,- Rp. 12.000,-
- Ember: 5 buah @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
6. Tenaga kerja tetap
- Upah 5 bok 12 x 2 orang x Rp. 30.000,- Rp. 3.600.000,-
- Pakaian 5 x Rp. 45.000,- Rp. 225.000,-
- THR 5 x Rp. 25.000,- Rp. 125.000,-
7. Tenaga kerja lepas
- Membuat lubang tanam 15 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 45.000,-
- Memupuk dan menanam 25 OH @ Rp. 3.000,- Rp. 75.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 42.115.000,-
2) Pendapatan
1. Tahun ke-5 produk ke 1
= 25/100 x 150 x 30 x Rp. 30.000= Rp. 33.750.000,-
= Rp. 33.750.000 – Rp. 42.115.000 - Rp. 8.365.000,-
2. Tahun ke-6 produk ke 2
=25/100 x 150 x 60 x Rp. 30.000= Rp. 67.500.000,-
= Rp. 67.500.000 – (Rp.8.365.000 + Rp. 16.765.000) Rp. 42.370.000
3. Pada tahun ke-7 keuntungan sudah sanggup menutupi investasi yang dikeluarkan
3) Investasi rata-rata/pohon: Rp. 175.096,66

10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Peluang bisnis durian sangat bagus. Untuk pasar luar negeri pada tahun 1983-1987
dikirim ke negara Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Dan pada tahun 1989
permintaan meningkat ke negara Prancis, Belanda, Brunei, australia, Saudi Arabia
dan Jepang. Bahkan pada tahun 1999 di Jepang harga durian sanggup mencapai
10.000 yen (Rp 700.000,-).
Peluang pasar di Indonesia juga sangat bagus, harga durian berkualitas dapat
mencapai Rp 30.000,-/kg. Sedangkan untuk buah durian dipasaran dan kualitasnya
biasa-bisa saja mencapai Rp. 15.000,-/buah.
Selama ini perdagangan durian lebih dikuasai oleh negara Thailand, hal ini
disebabkan oleh mutu buah yang bagus. Padahal Indonesia sanggup melaksanakan hal
yang sama apabila mutu ditingkatkan. Bahkan Indonesia mempunyai varietas yang
beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan
dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah durian Indonesia mampu
menguasai pasar dunia.

11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: pembagian terstruktur mengenai dan syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, pengemasan dan syarat penandaan.

11.2.Diskripsi
Standar mutu buah durian di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia
SNI 01-4482-1998.

11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Buah durian diklasifikasikan dalam 3 jenis mutu, yaitu Mutu I, Mutu II dan Mutu III.
a) Kerusakan: mutu I=tidak ada (bebas penyakit dan serangga); mutu II=tidak ada
(bebas penyakit dan serangga); mutu III=tidak ada (bebas penyakit dan
serangga).
b) Cacat: mutu I=tidak ada; mutu II=ada; mutu III=ada.
c) Rasa dan aroma: mutu I=baik sesuai kultivar; mutu II=baik sesuai kultivar; mutu
III=baik sesuai kultivar.
d) Kekerasan daging: mutu I=keras/sedang; mutu II=keras/sedang; mutu
III=keras/sedang.
e) Kesegaran buah: mutu I=segar; mutu II=segar; mutu III=segar.
f) Warna daging buah: mutu I=sesuai kultivar/kuning; mutu II=sesuai kultivar/kuning;
mutu III=sesuai kultivar/kuning.
g) Kesegaman Kultivar: mutu I=seragam; mutu II=seragam; mutu III=seragam.
h) Perbandingan berat dengan biji: mutu I >2; mutu II >1; mutu III=boleh < 1.
Pengujian buah durian dilakukan menurut pengamatan dari bentuk fisik dan
visualisasi dari standar mutu yang ada.

11.4.Pengambilan Contoh
Satu partai/lot buah durian segar yang terdiri maksimum 1.000 kemasan atau 1000
buah, referensi diambil secara acak dari jumlah kemasan atau jumlah buah dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 1–5, pengambilan referensi semua.
2) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 6–100, pengambilan contoh
minimum 5.
3) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 101–300, pengambilan contoh
minimum 7.
4) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 301–500, pengambilan contoh
minimum 9.
5) Jumlah buah/jumlah kemasan dalam partai/lot: 501-1001, pengambilan contoh
minimum 10.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya tiga buah
kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan isi kurang dari tiga buah diambil satu
buah.
Petugas pengambil referensi harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah dilatih
terlebih dahulu dan diberi wewenang untuk melaksanakan hal tersebut.

11.5.Pengemasan
Buah durian seyogyanya dikemas sesuai dengan pasar yang dituju. Untuk Pasar
Eropa, Ameriak dan Kanada, disukai buah durian yang beratnya 2,5-3,5 kg/buah dan
dikemas dengan kotak karton berkapasitas 10-12 kg. Untuk pasaran Hongkong
dipilih buah durian yang beratnya 2-4 kg/buah dan dikemas dalam keranjang bambu
berkapasitas 35-50 kg. Sedangkan untuk Malaysia dan Singapura atau pasar lokal
dikehendaki buah durian dengan berat 2,0-5,0 kg/buah yang dikemas dalam
keranjang bambu atau peti kayu, atau tanpa kemasan eksklusif ditumpuk ai atas bak
truk.
Label atau gantungan yang menyertai setiap kemasan harus gampang dilihat dan berisi
informasi :
a) Dihasilkan di Indonesia.
b) Nama perusahaan/eksportir.
c) Nama kultivar durian.
d) Kelas mutu.
e) Jumlah buah dalam kemasan.
f) Berat kotor.
g) Berat bersih.
h) Identitas pembeli di daerah tujuan.
i) Tanggal panen.
j) Tanggal buah itu lezat dimakan.
k) Tanggal buah itu tidak lezat lagi dimakan.
l) Petunjuk cara penanganan (suhu, kelembaban) yang dianjurkan.

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Ads

Advertiser