Warna : kayu batang ialah cahaya coklat atau coklat muda kekuningan secara sedikit demi sedikit berubah coklat tua. gubal yang lebih ringan dalam warna dari kayu batang, “itu ialah 2 hingga 2 cm, biasanya 4 cm, tebal. Tekstur: Tekstur kayu bervariasi dari halus hingga kasar, secara umum sedikit kasar, atau kasar.
Foto dibawah ini ialah kayu Bangkirai sesudah diolah menjadi produk moulding/ antislip :
Serat : Serat yang lurus atau berputar dan saling bertautan.Touch: Permukaan kayu umumnya sentuhan halus. Bagian radial dengan serat saling bertautan sebagian halus dan sebagian kasar.
Gloss : Permukaan kayu bervariasi dari sedikit mengilap glossy.
Fugure : Bagian radial dengan serat saling bertautan mengatakan angka bergaris.
Penggunaan : Dalam pandangan kekuatan dan daya tahan yang tinggi, kayu balau dipergunakan untuk konstruksi berat, terutama dalam kondisi lembab dan kontak dengan tanah. Spesies ini dipakai antara lain untuk jembatan, alas rel kereta api, tiang listrik, lantai, konstruksi laut, bangunan bahtera (kemudi, dayung, tiang, keels, dan iga), konstruksi bangunan, badan bekerja kendaraan, tiang gerobak, as roller, tong dan wadah lainnya.
Kekuatan : Kayu Bangkirai juga termasuk jenis kayu berpengaruh dan keras. Sifat kerasnya juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga gampang muncul retak rambut dipermukaan. Selain itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini sanggup ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering dipakai untuk material konstruksi berat menyerupai atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan materi material untuk di luar bangunan / eksterior menyerupai lis plank, outdoor flooring / decking, dll.
Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan.