-->

Ads1

Penerapan Teknologi Pertanian: Langkah Positif Peningkaan Produktifitas Pangan Nasional

Penerapan Teknologi Pertanian: Langkah Positif Peningkaan Produktifitas Pangan Nasional

Penerapan Teknologi Pertanian: Langkah Positif Peningkaan Produktifitas Pangan Nasional

         
          Dewasa ini, arus globalisasi semakin gencar. Penemuan teknologi masa kini semakin marak.Karena memang tujuan utama adanya penemuan-penemuan teknologi yaitu untuk membantu insan dan menunjukkan kemudahan dalam melaksanakan aktifitasnya, sehingga setiap acara bisa lebih efektif dan efisien.
         
          Begitu pula pada sektor pertanian. Dimana kini sudah banyak teknologi-teknologi pertanian yang sudah diterapkan oleh beberapa negara maju, dari mulai alat-alat pertanian, varietas-varietas unggul bibit pertanian, hingga budidaya pertanian dengan cara modern. Terbukti, dengan adanya teknologi pertanian sanggup meningkatakan produktifitas pangan suatu negara. Contoh nyatanya yaitu negara Amerika. Teknologi pertanian Amerika semakin maju semenjak kurun ke-19, banyak mesin dan teknologi pertanian yang ditemukan. Kemajuan teknologi yang semakin pesat, tidak membuat orang Amerika meninggalkan pertanian, namun justru pertanian di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan, dipakai untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian. 
         
           Salah satu misalnya yaitu penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, semoga hasil buahnya lebih manis daripada tumbuhan induknya. Ilmu pertanahan mempunyai kegunaan untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Berbagai kemajuan teknologi malah membuat pertanian semakin maju. Kebanyakan lahan pertanian di Amerika ditanami jagung, jerami, dan gandum. Tanah pertanian utama dipakai untuk menghasilkan kuliner serat-seratan. Kini, Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan mempunyai kualitas sangat baik. Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga tembakau dan biji-bijian. 
         
             Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor sanggup berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, ibarat mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen. Bahkan, beberapa traktor sanggup menjadi alat penggagas untuk mesin lainnya. Dengan adanya alat atau mesin-mesin modern ini, kegiatan pertanian menjadi lebih efektif dan efisien. Para petani di sana juga memakai pesawat terbang kecil untuk menyemprotkan antihama atau menyirami ladang-ladang mereka. Komoditas kuliner yang dulunya belum bisa diproduksi di Amerika, kini sudah sanggup diproduksi. Salah satunya yaitu kedelai, yang gres mulai diproduksi di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Amerika Serikat kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai Amerika yaitu negara kita sendiri, Indonesia. Dengan adanya teknologi pertanian, tanpa membutuhkan sumber daya insan yang banyak dan lahan yang luas pun sanggup memproduksi pangan dengan skala besar. 
         
             Indonesia yaitu negara agraris dengan pertanian sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan bangsa. Hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor pertanian. Bahkan lebih banyak didominasi penduduknya berprofesi sebagai petani. Sehingga, hal ini mengakibatkan sektor pertanian sebagai sektor penting dalam roda struktural perekonomian Indonesia. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa hingga ketika ini Indonesia masih mengimpor materi pangan terutama pada jenis makanan-makanan pokok? Padahal Indonesia mempunyai sumber daya insan yang besar terutama di sektor pertanian, dan mempunyai lahan yang begitu luas pula. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi padi mengalami penurunan produksi. Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai 65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan 2010, sedangkan kebutuhan pangan selalu meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia. Terlihat adanya ketidak seimbangan antara potensi pertanian Indonesia dengan produkifitas hasil pertaniannya. Apa yang menimbulkan semua itu? 

           Faktor utamanya yaitu alasannya Indonesia belum menerapkan teknologi pertanian modern, dan masih memakai cara-cara konfensional dalam mengolah lahan pertanian. Masyarakat bangsa ini masih berfikir tradisional dan belum melek akan teknologi-teknologi masa kini. Mereka masih mengandalkan cara-cara nenek moyang yang kini sudah bukan zamannya lagi. Padahal jikalau Indonesia menerapkan teknologi pertanian dalam mengelola lahan pertaniannya, maka produktifitas pertanian dalam negeri akan melonjak pesat dan sanggup meningkatkan ketahanan serta kemandirian pangan yang selama ini menjadi keinginan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidak akan mengimpor lagi aneka macam materi pangan terutama jenis makanan-makanan pokok. 

           Berkaca dari apa yang telah terjadi di Amerika, harusnya Indonesia bisa mencontoh atas apa yang telah terjadi di Amerika. seandainya kemajuan teknologi diterapkan di pertanian Indonesia, para petani akan lebih sejahtera dan pengelolaannya lebih mudah. Apalagi dengan melihat potensi pertanian dan kesuburan tanah di Indonesia. Akselerasi penerapan teknologi pertanian merupakan upaya yang paling aplikatif dan paling logis apabila bangsa ini masih mau untuk keluar dari zona keterpurukan di sektor pertaniannya. 

               Optimalisasi pengelolaan lahan pertanian dengan basis teknologi modern, menjadi kunci sukses dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Untuk sanggup mencapai hasil yang optimal, penggunaan aneka macam peralatan modern harus segera diterapkan. Modernisasi bukan berarti menghilangkan konsep tradisional pengelolaan pertanian, tetapi dengan menerapkan teknologi pertanian sanggup menunjukkan hasil yang lebih baik dan lebih banyak. Selain itu, petani juga mendapat nilai tambah yang besar. Produktivitas menjadi tinggi, efisien, beban ongkos petani rendah, dan nilai tukar petani akan meningkat. Contohnya, untuk menemukan hibrida padi, harus ada penelitian dan penyilangan benih padi, jadi sanggup dihasilkan bibit padi yang cepat panen dengan hasil yang lebih banyak dan tahan hama. 

              Begitu juga dengan pengolahan lahan. Produksi pertanian tidak akan efektif kalau hanya mengandalkan tenaga pengolah lahan. Apalagi dengan semakin terbatasnya tenaga pengolah lahan. Dengan modernisasi pertanian, waktu yang diperlukan juga semakin singkat. Misalnya, pengolahan lahan/sawah dengan memakai hand tractor, yang bukan saja mempercepat pengolahan tanah, tapi juga lebih ekonomis tenaga. Apalagi, populasi kerbau semakin berkurang alasannya disembelih untuk dikonsumsi manusia.   
  
               Untuk menanam padi, dipakai transplanter, dengan waktu tanam yang terhitung cepat. Satu hektare lahan sanggup ditanami paling usang satu jam. Jauh lebih cepat dibandingkan penggunaan tenaga insan yang membutuhkan waktu tiga hingga empat hari untuk menanami satu hektare lahan. Modernisasi peralatan juga telah dilakukan untuk memanen padi. Seperti, penggunaan combine harvester , yang sanggup memotong padi jauh lebih cepat dibandingkan dengan cara dibabat manual. Dengan mesin tersebut, satu hektare lahan bisa dipanen dalam waktu dua jam. Sementara, dengan cara manual (dibabat) butuh waktu hingga tiga hari. Penggunaan mesin itu juga sanggup mencegah kerusakan padi menjadi lebih baik, yaitu hanya 0,97 persen, dibanding memakai alat pemotongan manual, ibarat ani-ani atau sabit. 
      
             Perlu adanya kebijakan khusus serta aneka macam terobosan gres dari pemerintah dalam meningkatkan produktifitas pangan dalam negeri, dengan penerapan teknologi-teknologi masa kini. 
           
            Beberapa langkah dan terobosan yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktifitas pangan dalam negeri dengan penerapan aneka macam teknologi pertanian adalah: 
  • Memberikan peluang dan stimulan kepada para pengusa-pengusaha besar dan pemilik modal untuk membuka proyek pertanian berskala besar yang memakai sistem modern, sehingga akan semakin banyak pula lahan pertanian yang dibuka dan dikelola dengan metode yang lebih modern 
  • Mengembangkan teknologi sumber daya genetik dengan membuka tubuh penelitian pertanian di setiap daerah, untuk mengetahui varietas unggul di setiap kawasan yang kemudian diteliti dan dikembangkan, sehingga sanggup membuat varietas unggul yang sanggup menghasilkan produk pertanian dengan jumlah yang banyak dan mempunyai kualitas yang baik 
  • Pengadaan alat-alat pertanian berbasis modern yang telah mendapat subsidi dari pemerintah, sehingga petani sanggup membeli alat-alat pertanian modern dengan harga yang relatif terjangkau, dan balasannya sanggup meningkatkan produktifitas hasil pertanian para petani lokal 
  • Melakukan aneka macam riset untuk pengembangan pertanian dalam negeri. Seperti halnya Belanda. Dengan luas wilayah yang relatif kecil bila dibandingkan Indonesia, pada tahun 2011 Belanda bisa menjadi negara peringkat 2 untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar di dunia dengan nilai ekspor mencapai 72,8 miliar Euro. Produk andalannya yaitu benih dan bunga. Sektor pertanian merupakan pendorong utama ekonomi di Belanda dengan menyumbang 20% pendapatan nasionalnya Kunci dari majunya pertanian di Belanda yaitu Riset. Kebijakan-kebijakan dan teknologi di adopsi dari riset-riset yang dilakukan para ahli. 
  • Memfokuskan anggaran pertanian pemerintah dalam hal akselerasi penerapan teknologi pertanian yang aplikatif dan terjangkau.
  • Pengadaan aneka macam penyuluhan kepada petani lokal di setiap daerah, wacana penerapan teknologi pertanian dan keuntungannya, serta mengajak para petani lokal untuk beralih dari cara-cara konvensional menuju cara-cara yang lebih modern.
  • Mendukung dan memfasilitasi aneka macam penelitian dan inovasi alat-alat teknologi gres yang ditemukan, khususnya para mahasiswa yang sering mengadakan aneka macam penelitian dan inovasi gres di bidang teknologi 
  • Mengadakan sayembara dan pameran tahunan wacana teknologi pertanian untuk umum, sehingga para peneliti dan para penemu merasa dihargai dan diapresiasi serta merasa terpacu untuk menemukan teknologi-teknologi baru. Dan kalau diadakan setiap tahun, akan makin banyak penemuan-penemuan gres dalam hal teknologi pertanian yang sanggup diterapkan pada pertanian Indonesia. 

       Dengan langkah-langkah tersebut, maka dalam waktu singkat produktifitas pertanian indonesia akan mengalami peningkatan yang signifikan. Pertanian pun akan lebih efektif dan efisien, serta ketahana serta kemandirian pangan yang selalu dicita-citakan bangsa Indonesia akan segera terwujud. Tetapi, jikalau masyarakat dan pemerintah Indonesia masih bersikukuh memakai cara-cara konvensional dan tidak mau melek teknologi, maka Indonesia akan tetap menjadi negara yang selalu bergantung pada negara lain, dan tidak akan pernah bisa menjadi negara maju. Karena, negara maju yaitu negara yang selalu mengikuti perkembangan zaman, dan siap menghadapi persaingan global.
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

No comments

Ads

Advertiser